Berada di Sekayam Seakan Dalam Dekapan Ibu Kandung

- Redaksi

Senin, 28 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kalimantan Barat, – Pertanian memang sering disebut sebagai “ibu kandung” dari masyarakat karena perannya yang sangat penting dalam menyediakan kebutuhan pokok manusia, seperti pangan. Meski Sekayam bukan penghasil beras sebagaimana Karawang, Cianjur, Solok dan sentra beras lainnya, namun kami merasa dalam dekapan kasih sayang seorang ibu saat berada Desa Sotok, Sekayam, Sanggau, Kalimantan Barat

Inilah alasan mengapa pertanian dianggap sebagai ibu kandung:

Pertanian Sebagai Sumber Pangan

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

– Pertanian menyediakan kebutuhan pokok manusia, seperti beras, sayuran, buah-buahan, dan lain-lain.
– Tanaman pangan yang dihasilkan dari pertanian menjadi sumber utama energi dan nutrisi bagi manusia.

Pendorong Ekonomi

– Pertanian juga berperan sebagai pendorong ekonomi, terutama di daerah pedesaan.
– Sektor pertanian dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Keseimbangan Ekosistem

– Pertanian yang berkelanjutan dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan melestarikan sumber daya alam.
– Praktik pertanian yang baik dapat mengurangi erosi tanah, meningkatkan kesuburan tanah, dan melestarikan biodiversitas.

Dengan demikian, pertanian memang dapat dianggap sebagai “ibu kandung” dari masyarakat karena peranannya yang sangat penting dalam menyediakan kebutuhan pokok dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Di Sekayam bukanlah sentra pertanian, namun sentra perkebunan sawit. Namun, tidak istilah “pekebun” yang menggantikan istilah “petani”. Sehingga meski seseorang bekerja di perkebunan tetap saja dalam identitas KTP tertulis PETANI.

Sudah sebulan kami berada di desa Sotok, satu desa yang ada di Kalimantan Barat. Dan kehidupan di sini laksana menemani ibu kandung dalam beraktivitas dalam mencari nafkah. Sungguh tenang kehidupan di desa. Beda dengan di Jakarta.

Penulis : **

Editor : Serang Raya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow WhatsApp Channel serangraya.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Ustadz Sardi: Ingatlah, Jauh Dari Sorga Orang Yang Ganggu Tetangganya
12 Juli 2025, Jadi Tongak Sejarah Refleksi 78 Tahun Usia Koperasi Indonesia
Bahlil Lahadalia: Politik Itu Serius, Tapi Jangan Kaku
Momentum HUT Polri ke-79, Tantangan Perubahan Transparansi dan Legitimasi di Mata Publik
Fenomena Bullying di Kalangan Pelajar Refleksi Kegagalan Sistem Pendidikan
Anggota DPRD Kota Tangerang Menjadi Narasumber dan Mendapatkan Honorarium dalam Acara Sosialisasi Kegiatan Pemerintahan Kota Tangerang Tumpang Tindihnya Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia
BPI Danantara Inovasi Investasi atau Jalan Baru Korupsi yang Terselubung
Perbandingan Antara Ekspektasi dan Kenyataan Dalam Evaluasi Kualitas Layanan Publik di Provinsi Banten
Tag :

Berita Terkait

Senin, 28 Juli 2025 - 13:53 WIB

Ustadz Sardi: Ingatlah, Jauh Dari Sorga Orang Yang Ganggu Tetangganya

Senin, 28 Juli 2025 - 13:50 WIB

Berada di Sekayam Seakan Dalam Dekapan Ibu Kandung

Minggu, 13 Juli 2025 - 17:15 WIB

12 Juli 2025, Jadi Tongak Sejarah Refleksi 78 Tahun Usia Koperasi Indonesia

Selasa, 8 Juli 2025 - 22:52 WIB

Bahlil Lahadalia: Politik Itu Serius, Tapi Jangan Kaku

Senin, 30 Juni 2025 - 11:47 WIB

Momentum HUT Polri ke-79, Tantangan Perubahan Transparansi dan Legitimasi di Mata Publik

Berita Terbaru